daftarpulauindonesia.web.id – Nusa Barung ialah suatu pulau yang dicanangkan jadi subjek darmawisata oleh penguasa Kabupaten Jember Jawa Timur semenjak 2021 kemudian. Pulau Nusa Barung ataupun pula umum diucap Nusa Barong, mempunyai besar area 61 km persegi ataupun sebanding 6100 ha. Nusa Barung ialah pulau tidak berpenghuni. Situasi geografis pulau ini banyak muat lapangan besar tetapi mengarah gersang.

Atas situasi begitu, area ini tidak mempunyai banyak pangkal santapan. Hendak namun, Pulau Nusa Barung menaruh kekayaan berbentuk kemampuan batu kapur serta keelokan karang- karang yang dahsyat dengan ketinggian menggapai 325 meter. Tetapi, di balik keeksotisan lanskapnya, Pulau Berung menaruh cerita asal usul yang jauh selaku area perekonomian serta saksi makar spesialnya pada era Kerajaan Blambangan.

Asal usul Penjulukan Nusa Barung Penjulukan sesuatu area umumnya tidak bebas dari situasi area sekelilingnya, semacam situasi geografisnya, adat, serta keadaan lain yang sangat menempel kepada area itu. Sedemikian itu pula dengan julukan Pulau Nusa Barung yang lahir bersumber pada adat keyakinan warga Blambangan kepada pulau itu.

Saat sebelum diketahui dengan julukan Nusa Barung, awal mulanya pulau ini dipanggil Nusa Barong oleh warga Blambangan. Diambil dari Novel Akhir Timur Jawa, 1763- 1813: Perampasan Hegemoni Blambangan, yang ditulis oleh Sri margarana, tadinya pulau itu diucap diberi julukan Nusa Barong. Tutur Barong berarti kemalaman. Dipakainya julukan itu sebab banyaknya banyak orang Blambangan yang yakin kalau pulau itu ditempati banyak setan serta roh- roh kejam.

Baca juga : Pulau Nusakambangan, Salah Satu Daftar Pulau Indonesia

Kala Belanda memahami bermacam rute perdagangan, terjalin pergantian kepada pemaknaan julukan Nusa Barong yang dimaksud selaku” Pulau Kesalahan”. Karena, pulau ini dahulu dijadikan oleh para disiden serta infiltran dari bermacam darah selaku tempat terkumpul. Banyak orang yang dinamakan” kejam” ini umumnya berjumpa serta terkumpul buat menata konsep mengusik kegiatan perniagaan VOC.

Pulau Nusa Barung pada Era Kerajaan Blambangan Saat sebelum VOC menaklukkan Blambangan serta memahami Nusa Barung pada 1768, pulau ini jadi pangkal perekonomian yang besar. Pulau Barung tadinya ialah area penciptaan petarangan kukila walet serta parafin. Pulau ini pula ditempati lumayan banyak keluarga dari beraneka ragam wilayah semacam Bugis, Mandar, Bali, serta lain- lainnya.

Pulau ini pada era itu pula jadi area transit untuk kapal- kapal orang dagang dari wilayah lain di nusantara. Misalnya, kapal orang dagang dari Bali, Bugis, Bengkulu, Sumbawa, serta serupanya. Dijadikannya pulau ini selaku dermaga transit, dengan cara tidak langsung kegiatan perdagangan pula berjalan padat di pulau ini. Banyak saudagar- saudagar dari Bali, Sumbawa, serta sekelilingnya pula membuka pos perdagangan di pulau ini.

NUSA BARONG Era VOC Kala industri bisnis Belanda VOC mulai menikamkan pengaruhnya di Pulau Nusa Barong, berbagai bentrokan serta makar terjalin di pulau ini. Terdapatnya usaha VOC buat memahami Nusa Barong mengakibatkan bentrokan lokal yang terjalin antara penguasa- penguasa lokal di Blambangan.

Bentrokan lokal ini berasal kala VOC mengutarakan niatnya buat memahami pulau pada para masyarakat. Sebagian masyarakat sepakat angkat tangan dalam sistem ekonomi VOC, sebaliknya lebihnya menyangkal. Situasi ini memforsir melahirkan 2 golongan yang berkonflik. Golongan yang membela bertugas serupa dengan VOC dipandu oleh Sindukupa. Sedangkan itu, golongan yang anti dipandu oleh Sindubrama. Golongan Sindubrama yang menyangkal bertugas serupa dengan VOC, sebagian kali menata konsep makar kepada kewenangan VOC.

Akhir dari bentrokan ini selesai dengan pembantaian kepada penguasa pulau bernama Sindukupa oleh anak tirinya sendiri, Sindubrama, yang anti bertugas serupa dengan VOC. Sehabis terbunuhnya Sindukupa, perdagangan yang lebih dahulu luang terhambat sebab akibat VOC memonopoli area itu, setelah itu berangsur dihidupkan balik di Pulau Nusa Barung.